BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benua Amerika secara astronomis terletak pada 83 LU -55 LS dan 35 BB- 170 BB, dengan luas kurang lebih 42 juta km. Benua ini merupakan benua terbesar ke dua setelah Benua Asia.Benua Amerika membentang paling panjang dari utara ke selatan dibandingkan dengan benua lain. Panjangnya 15.300 km, mulai dari daerah dekat kutub utara sampai ke dekat kutub selatan. Benua ini terbagi atas tiga bagian utama, yaitu Amerika Utara, Amerika Tengah dan Amerika selatan.
Benua Amerika dilihat dari letak astronomisnya tampak jelas bahwa benua ini memiliki iklim yang lengkap. Selain itu, keanekaragaman iklim benua Amerika Juga tidak lepas dari beberapa faktor antara lain adanya rangkaian pegunungan dan dataran rendah yang berpengaruh terhadap Faktor pembentukan iklim, seperti temperatur udara, tekanan udara, angin, dan curah hujan. Secara umum, iklim dibenua Amerika dapat di bedakan atas lima. Benua Amerika adalah salah satu dunia baru. Hal ini berarti bahwa benua Amerika relatif baru diketahui orang bila di bandingkan dengan benua eropa dan benua asia yang sering disebut dunia lama. Penduduk yang tinggal di Benua Amerika sangat beraneka ragam karena berasal dari berbagai suku bangsa dan negara. Karena keanekaragaman penduduknya, benua Amerika sering di sebut benua imigran.
Berdasarkan penelitian sejarah sebelum kaum imigran datang ke Benua Amerika, telah ada penduduk asli yaitu orang indian dan eksimo kelompok penduduk ini termasuk Ras mongoloid. Orang Eskimo menetap disekitar kutub utara dan hidup berburu dan berternak. Mereka tinggal dirumah yang terbuat dari balok-balok es yang disebut iglo . Dalam makalah ini penulis akan membahas kondisi fisiografis dan kondisi sosial ekonomi benua amerika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dikaji dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana letak, luas, dan batas Benua Amerika?
2. Bagaimana kondisi geologis Benua Amerika?
3. Apa saja iklim yang terdapat di Benua Amerika?
4. Apa saja flora dan fauna yang ada di Benua Amerika?
5. Bagaimana keadaan alam di benua Amerika?
6. Bagaimana keadaan tanah yang ada di Benua Amerika?
7. Berapa jumlah dan kepadatan penduduk Benua Amerika?
8. Bagaimana aktivitas penduduk dan kegiatan perekonomian di Benua Amerika?
9. Bagaimana sistem pemerintahan Negara – negara yang ada di Benua Amerika?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Secara umum, tujuan penulisan makalah ini ialah untuk mendeskripsikan kondisi fisiografis dan kondisi sosial ekonomi benua amerika.
Secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini adalah:
1. Dapat menjelaskan bagaimana letak, luas, dan batas Benua Amerika.
2. Dapat menjelaskan kondisi geologis Benua Amerika.
3. Dapat menjelaskan apa saja iklim yang terdapat di Benua Amerika.
4. Dapat menjelaskan apa saja flora dan fauna yang terdapat di Benua Amerika.
5. Dapat menjelaskan bagaimana keadaan alam yang ada di benua Amerika.
6. Dapat menjelaskan bagaimana keadaan jenis tanah yang ada di Benua Amerika.
7. Dapat menyebutkan jumlah dan kepadatan penduduk di Benua Amerika.
8. Dapat menjelaskan bagaimana aktivitas penduduk dan perekonomian yang ada di Benua Amerika.
9. Dapat menjelaskan bagaimana sistem pemerintahan Negara-negara di Benua Amerika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Letak, Luas dan Batas Benua Amerika
• Letak
Amerika adalah benua terbesar kedua yang terletak di belahan bumi sebelah Barat. Secara astronomis, benua ini terletak antara 590 LS - 720 LU dan 360 BB - 1630 BT. Bentuk wilayahnya yang memanjang ini seolah-olah menghubungkan daerah Kutub Utara dengan Kutub Selatan.
• Luas
Benua Amerika merupakan sebuah daratan yang luas wilayahnya kedua setelah Benua Asia. Benua ini membujur dari arah utara ke selatan dan membentuk dua daratan luas yang disebut Amerika selatan atau Amerika Latin dan Amerika Utara atau Anglo Amerika. Kedua daratan tersebut dihubungkan oleh daratan sempit dengan sebutan Amerika Tengah. Sebelumnya, orang tidak mengenal Benua Amerika, tetapi setelah ditemukan oleh pelaut Spanyol yang bernama Christoper Colombus pada tahun 1492, Benua Amerika mulai dikenal dan sejak itulah daratan Amerika mulai didatangi oleh bangsa - bangsa barat. Luas wilayah daratannya mencapai ± 41.825.581 km² atau sekitar 28,1% dari seluruh luas wilayah daratan dunia.
• Batas
Benua Amerika memiliki letak Astronomis pada 590 LS - 720 LU dan 360 BB - 1630 BT. Secara geografis, benua Amerika terletak antara dua samudra luas, yaitu Samudra Pasifik disebelah barat dan Samudra Atlantik disebelah Timur. Dengan batas-batas sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Arktik dan kawasan Kutub Utara.
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Samudra Atlantik.
3) sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan Samudra pasifik.
B. Kondisi Geologis Benua Amerika
Geologis Benua Amerika terbagi menjadi dua bagian, Amerika Utara tergabung dalam Benua Laurasia yang meliputi Benua Amerika Utara, Asia, dan Eropa. Sedangkan Amerika Selatan tergabung dalam Benua Gondwana yang meliputi Benua Amerika selatan, Afrika, dan Australia. Amerika Utara ditandai dengan batuan prakambrium perisai Kanada, batuan metamorf dan zona pegunungan Applachia dan Cordillera. Sedangkan Amerika Selatan merupakan plato tengah Meksiko pegunungan Kristalin yang bersekat – sekat, pegunungan Andes, dataran tinggi, yaitu Guyana, Brasillia, dan patagonia.
C. Iklim Benua Amerika
• Iklim
Benua Amerika dilihat dari letak astronomisnya tampak jelas bahwa benua ini memiliki iklim yang lengkap. Selain itu, keanekaragaman iklim benua Amerika Juga tidak lepas dari beberapa Faktor antara lain adanya rangkaian pegunungan dan dataran rendah yang berpengaruh terhadap faktor pembentukan iklim, seperti temperatur udara, tekanan udara, angin, dan curah hujan. Secara umum, iklim dibenua Amerika dapat di bedakan atas lima, yaitu:
1. Iklim kutub
Dengan ciri-ciri Suhu relative dingin , pemanasan matahari sangat kecil, intensitas dan terjadinya perbedaan mencolok antara musim panas dan dingin terletak 66,5 derajat (LU/LS) - 90 derajat (LU/LS). Wilyah benua Amerika yang beriklim kutub bisa kita jumpai di Greenland dan deretan pualu-pulau kecil yang berada dilaut Arktik. Suhu rata-rata diwilayah ini sepanjang tahun dibawah titik beku. Oleh karena itu terbentuk es abadi dengan aliran glasialnya.
2. Iklim Kontinental
ciri – cirinya :
a. kelembaban udara +_45%
b. Suhu udara -10 derajat – 5 derajat C
c. Gradienthermis 5-10 derajat C
Kawasan Amerika Iklim kontinental berada disebelah selatan daerah iklim kutub, meliputi Ameria Utara di bagian timur yang dimulai dari teluk Lawrence sampai ke daerah pedalaman Kanada.
3. Iklim Mediteran dan iklim laut pantai barat
Ciri iklim ini adalah musim panas yang hangat hingga panas dan kering, dan musim dingin yang lama dan basah. Jenis iklim ini terjadi akibat pengaruh pegunungan tinggi yang berada disekitar pantai sehingga arus air dari samudra Pasifik dapat mengahangatkan musim dingin dan menyejukan musim panas. Angin barat bertiup sepanjang tahun, sehingga di daerah pantai barat mendapat curah hujan hampir sepanjang tahun. Wilayah iklim ini meliputi daerah pantai Alaska sampai California Utara.
4. Iklim kering dan iklim pegunungan
Daerah iklim kering di benua Amerika terdapat di bagian barat sampai kira-kira bagian timur. Iklim gurun tersebar disekitar Arizona yang berbatasan dengan California, Nevada, New Mesiko, dan Texas sebelah barat pegunungan Rocky.
5. iklim tropik lembap
Iklim ini di benua Amerika pada umumnya terdapat dikawasan Amerika Tengah dan sebagian di Amerika Selatan, terutama dibagian paling utara. Jenis vegetasi yang mendominasi wilayah iklim ini adalah hutan hujan tropis seperti di Amazon, Pantai timur Brazil dan pantai barat Colombia.
D. Flora dan Fauna Di Benua Amerika
1. Flora.
Variasi iklim yang berbeda- beda di Benua Amerika sangat berpengaruh terhadap keadaan flora yang ada. Jenis-jenis flora yang ada antara lain sebagai berikut:
• Amerika Utara Tumbuhan di daerah kutub berupa tumbuhan tundra dan bergeser ke arah selatan berupa hutan konifera atau hutan berdaun jarum dan padang rumput (prairi).
• Amerika Tengah Perbedaan iklim antara pantai barat dan pantai timur yang berada berakibat pila pada terjadinya perbadaan jenis tumbuhan. Amerika Tengah bagian barat tumbuhan yang ada umumnya berupa hutan hujan tropis sedang di bagian timur berupa hutan campuran dan hutan musim.
• Amerika Selatan Karena didominasi oleh iklim tropis, maka di daerah ini banyak terdapat hutan hujan tropis. Bahkan, sepanjang aliran Sungai Amazon merupakan kawasan hutan terlebat didunia yang disebut Selvas. Selain itu dijumpai pula padang rumput yang banyak tumbuh di daerah dataran tinggi di Brasil, yaitu Campos.
2. Fauna
Fauna Asli Amerika di antaranya carribau, bison, ilama, dan penguin.
E. Keadaan Alam Benua Amerika
1. Gurun di Benua Amerika
Benua Amerika juga memiliki wilayah gurun, meskipun wilayahnya tidak seluas gurun di Benua Asia. Gurun yang terdapat di Benua Amerika, yaitu
Gurun yang terdapat di Amerika bagian Utara,yaitu
• Gurun Great Basin
• Gurun Mojave
• Gurun Sonora dan Gurun Chihuahua
Gurun yang terdapat di Amerika bagian Selatan, yaitu
• Gurun Atacama di Cile (± 140.000 km²) yang merupakan gurun terkering di dunia. Gurun ini memiliki kandungan nitrat dan tembaga yang berlimpah.
• Gurun Patagonia di perbatasan Cile - Argentina (± 673.000 km²).
Berbeda dengan kondisi gurun di kawasan Asia yang pada umumnya datar, gurun di Benua Amerika pada umumnya berbentuk pegunungan yang tandus.
2. Gunung dan pegunungan di Benua Amerika.
a. Pegunungan.
Salah satu ciri khas Benua Amerika adalah memiliki ciri fisik berupa rantai pegunungan yang membujur dari Alaska di bagian Utara hingga di Pegunungan Tierra del Fuego di bagian Selatan. Rangkaian pegunungan tersebut menyatukan barisan pegunungan, seperti Pegunungan Brooks, Pegunungan Alaska, Pegunungan Mc.Kenzie, Pegunungan Pantai, Pegunungan Rocky, Pegunungan Sierra Nevada, dan Pegunungan Sierra Madre di kawasan Pantai Barat Amerika Utara, sedangkan Pegunungan Andes membentang di sepanjang Pantai Barat Amerika Selatan. Barisan pegunungan tersebut memiliki banyak gunung api aktif, sehingga merupakan salah satu jalur gempa bumi aktif di dunia. Puncak tertinggi berada di kawasan pegunungan Selatan yaitu di Gunung Aconcagua (6.959 m). Selain itu, terdapat juga pegunungan di bagian Timur Benua Amerika, yaitu Pegunungan Appalachia (Amerika Utara) dan Pegunungan Espinhaco (Amerika Selatan).
b. Gunung.
Gunung dibenua Amerika adalah Gunung Aconcagua (6.959 m) yang merupakan puncak tertinggi di benua Amerika, gunung Citlaltepeti (5700 m) yang memanjang sepanjang Negara Mexico, Gunung Whitney (4418 m) sebagai gunung tertinggi di Amerika Serikat serta gunung elbert, gunung hardvard dan gunung blanca, gunung tertinggi Amerika Bagian utara yaitu Gunung Mc. Kinley (6194 m) dan Gunung Saint Elias di semenanjung Alaska, gunung Logan dan gunung Wadingkton di Kanada.
3. Sungai dan danau di Benua Amerika
a. Sungai
Sungai-sungai utama di Benua Amerika, yaitu Sungai Amazone (6.515 km) di Brasil yang merupakan sungai terpanjang kedua di dunia, Sungai Mississippi (6.020 km), Sungai Mc.Kenzie (4.250 km). Selain itu, Sungai Colorado yang alirannya mampu menoreh perlapisan batuan dan menyisakan pemandangan alam menakjubkan yang disebut Grand Canyon (ngarai terbesar di dunia) di Arizona.
b. Danau.
Benua Amerika juga memiliki banyak danau besar, seperti Danau Superior (± 83.270 km) yang merupakan danau terluas kedua di dunia, Danau Huron, Danau Michigan, Danau Great Bear, Danau Great Slave, Danau Erie, Danau Winnipeg, dan Danau Ontario. Danau-danau tersebut berada di Benua Amerika bagian Utara, sedangkan di Benua Amerika bagian Selatan hanya dijumpai beberapa danau kecil, seperti Danau Titicaca, Danau Paopo, Danau Sao Paolo, dan Danau Reprosa De Furnas.
4. Dataran tinggi dan dataran rendah
a. Dataran Tinggi.
Dataran tinggi yaitu Dataran Tinggi Guyana di perbatasan Guyana - Suriname dan Dataran Tinggi Mattogrosso di Brasil. Selain itu, di kawasan Amerika Tengah juga terdapat Plato Tengah Meksiko yang bentuknya semakin melandai ke arah Utara serta Dataran Tinggi Colorado (Amerika Utara).
b. Dataran Rendah.
Dataran rendah terdapat di Amerika Utara bagian tengah, yaitu di kawasan Kanada, bagian tengah Amerika Serikat yang disebut Great Plain di Lembah Sungai Mississippi, serta Dataran Tinggi Anahuac di Meksiko. Sementara itu di Amerika Selatan, dataran rendahnya terdapat di Lembah Sungai Amazone (Brasil), Grand Chaco, dan Lembah Sungai Parana di Argentina.
F. Keadaan Tanah di Benua Amerika
Keadaan tanah di Benua Amerika juga sangat bervariasi bergantung pada jenis batuan dan iklimnya. Misalnya Iklim kutub, iklim kutub adalah iklim dingin yang terdapat di daerah kutub. Di daerah itu musim dingin berlangsung lama, musim panas yang sejuk berlangsung singkat, udaranya kering, tanahnya selalu membeku sepanjang tahun, saat musim dingin seluruh tanah ditutupi es, memiliki jenis vegetasi berupa lumut-lumutan dan semak-semak.
G. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Benua Amerika
1. Jumlah Penduduk Benua Amerika
Jumlah penduduk di benua amerika pada tahun 2002 adalah 824.000.000 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 18,34 jiwa/km2.
2. Kepadatan Penduduk Benua Amerika
Kepadatan penduduk Benua Amerika 19 jiwa/km2. Penduduk Benua Amerika umumnya berpusat di negara-negara termaju di kawasan itu seperti Amerika Utara terkonsentrasi di Meksiko, dan di Amerika Selatan terkonsentrasi di Brasil. Penduduk benua Amerika dapat dibedakan atas tiga jenis penduduk berikut:
• Penduduk Asli
Penduduk asli Benua Amerika, yaitu dari suku bangsa mesiko yang hidup di daerah kutub suku bangsa Indian yang hidup di Amerika Tengah serta Amerika Latin. Orang Eskimo terkenal dengan rumah antik dare esnya yang disebut Iglo. Kedua etnis tersebut termasuk penduduk minoritas.
• Penduduk Pendatang
Penduduk pendatang terdiri dari orang-orang Eropa, Inggris, Prancis, Spanyol, Belanda, dan Portugis. Selain itu, banyak juga pendatang dari asia yang terdiri dari ras Mongoloid seperti dari Cina, Jepang, dan Melayu. Lalu, ada juga pendatang dari Afrika yang terdiri dari orang-orang negro atau kulit hitam yang lebih terkenal dengan sebutan black American.
• Penduduk Campuran / Indo
Penduduk campuran di antaranya seperti ras Mulato (percampuran kulit putih dan kulit hitam), ras Mestizo (percampuran kulit putih dan Indian), ras Zambo (percampuran Idian dan negro), dan ras Kreol (kulit putih dan berwarna).
Tabel Kepadatan Penduduk Negara – Negara di Benua Amerika berdasarkan luas ( per km²).
Amerika Utara dan Tengah
Nama region dan
territoral dengan bendera Kawasan Wilayah
(km²) Penduduk
(perk. 2002) Kepadatan
(per km²) Ibu kota
Amerika Serikat
Amerika Utara 9.629.091 295.734.134 30,7 Washington, DC
Anguilla (Britania Raya)
Karibia
102 13.254 129,9 The Valley
Antigua dan Barbuda
Karibia 443 68.722 155.1 St. John's
Antillen Belanda (Belanda)
Karibia 960 219.958 229,1 Willemstad
Aruba (Belanda)
Karibia 193 71.566 370,8 Oranjestad
Bahama
Karibia 13.940 301.790 21,6 Nassau
Barbados
Karibia 431 279.254 647,9 Bridgetown
Belize
Amerika Tengah
22.966 279.457 12,2 Belmopan
Bermuda (Britania) Amerika Utara 53 65.365 1.233,3 Hamilton
Kepulauan Cayman (Britania)
Karibia 262 44.270 169 George Town
Dominika
Karibia 754 69.029 91,6 Roseau
Republik Dominika
Karibia 48.730 8.950.034 183,7 Santo Domingo
El Salvador
Amerika Tengah 21.040 6.704.932 318,7 San Salvador
Greenland (Denmark)
Amerika Utara 2.166.086 56.375 0,026 Nuuk
Grenada
Karibia 344 89.502 260,2 St. George's
Guadeloupe (Perancis)
Karibia 1.780 448.713 252,1 Basse-Terre
Guatemala
Amerika Tengah 108.890 14.655.189 134,6 Guatemala City
Haiti
Karibia 27.750 8.121.622 292,7 Port-au-Prince
Honduras
Amerika Tengah 112.090 6.975.204 62,2 Tegucigalpa
Jamaika
Karibia 10.991 2.731.832 248,6 Kingston
Kanada
Amerika Utara 9.984.670 32.805.041 3,3 Ottawa
Kosta Rika
Amerika Tengah 51.100 4.016.173 78,6 San José
Kuba
Karibia 110.860 11.346.670 102,4 Havana
Martinique (Perancis) Karibia 1.100 432.900 393,5 Fort-de-France
Meksiko
Amerika Utara 1.972.550 106.202.903 53,8 Mexico City
Montserrat (Britania) Karibia 102 9.341 91,6 Plymouth; Brades[5]
Pulau Navassa (Amerika Serikat)
Karibia 5 — — —
Nikaragua
Amerika Tengah 129.494 5.465.100 42,2 Managua
Panama
Amerika Tengah 78.200 3.039.150 38,9 Panama City
PuertoRiko (AS)
Karibia 9.104 3.916.632 430,2 San Juan
Saint Kitts dan Nevis
Karibia 261 38.958 149,3 Basseterre
Saint Lucia
Karibia 616 166.312 270 Castries
Saint-Pierre dan Miquelon (Perancis)
Amerika Utara 242 7.012 29 Saint-Pierre
Saint Vincent dan Grenadines
Karibia 389 117.534 302,1 Kingstown
Trinidad dan Tobago
Karibia 5.128 1.088.644 212,3 Port-of-Spain
Kepulauan Turks dan Caicos (Britania)
Karibia 430 20.556 47,8 Cockburn Town
Kepulauan Virgin Amerika Serikat (AS)
Karibia 352 108.708 308,8 Charlotte Amalie
Kepulauan Virgin Britania Raya (Britania) Karibia 153 22.643 148 Road Town
Total 24.506.524 514.684.479 21
H. Aktivitas dan Kegiatan Ekonomi Penduduk di Benua Amerika
1. Aktivitas Penduduk Benua Amerika
Aktivitas penduduk di benua Amerika sangat bervariasi tergantung pada pekerjaan yang digelutinya. Aktivitas penduduk yang tinggal di kota sebagai berikut pengusaha, pedagang, pegawai swasta, Guru, Dokter, Polisi, TNI, dsb. Aktivitas Variasi pekerjaan di berbagai sektor tersebut menjadikan penduduk di benua amerika memiliki pendapatan rata-rata tinggi. Penghasilan penduduk yang tinggi akan berdampak pada pendapatan perkapita yang tinggi pula. Sedangkan aktivitas penduduk di desa yaitu lebih cenderung ke bertani dan beternak.
2. Kegiatan Ekonomi Benua Amerika
Kegiatan ekonomi penduduk di benua Amerika sangat beragam, misalnya di bidang pertanian, peternakan, perdagangan, pertambangan dan perindustrian. Dari kegiatan ekonominya tersebut di benua Amerika banyak terdapat Negara-negara maju. Kegiatan ekonominya sebagai berikut:
a. Pertanian
Hasil pertanian yang ada di benua Amerika adalah gandum, jagung, kentang, lobak, kapas, tembakau, padi, tebu, beras, coklat, kopi, kurma, kacang, minyak kelapa sawit dan buah-buahan.
b. Peternakan
Hewan yang diternakkan adalah sapi, babi, domba, kuda, keledai dan ayam. Hasilnya adalah daging, susu, keju, mentega, telur, ikan sarden, ikan salem, ikan tuna dan udang.
c. Perdagangan
Ekspornya adalah barang mentah hasil pertanian dan minyak bumi, karet, tembakau, kapas, daging, buah-buahan, besi, gandum, barang tambang, hasil logam dan etilena. Sedangkan impornya adalah barang tenun dan tekstil, hidro karbon, kaus kaki, karet, the dan bahan mentah.
d. Pertambangan
Hasil pertambangan di benua Amerika adalah nikel, radium, perak, emas, biji besi, minyak bumi, batu bara, potas, tembaga, timah, tembaga dan mangan.
e. Perindustrian
Hasil industridi benua amerika adalah helicopter, aluminium, karet sintesis, pengilangan minyak, industry baja, tekstil, pesawat terbang, mesin-mesin pertanian, industry pembuatan film, tepung, pengemasan daging, pengolahan batu gamping, bahan kimia, computer dan barang elektronik lainnya.
17h4g3ography
Rabu, 04 Januari 2012
Peternakan Sapi Perah
JENIS –JENIS SAPI YANG DITERNAKAN.
Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu:
• kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis
• kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus.
Jenis- jenis sapi perah yang sering diternakan, yaitu:
Sapi Friesian Holstein (FH).
Sapi ini sering juga dikenal dengan sebutan sapi holland. Di Amerika sapi ini di sebut friesien, sedangkan di negara-negara lain ada pula yang menyebutnya friesien. Di Indonesia sendiri dikenal dengan sebutan FH. Sapi ini berasal dari Belanda. Ciri-cirinya, antara lain
a. Warna belang hitam putih
b. Pada dahinya terdapat warna putih berbentuk segitiga
c. Dada, perut bawah, kaki dan ekor berwarna putih
d. Tanduk kecil-pendek, menjurus ke depan
e. Tenang, jinak sehingga mudah dikuasai
f. Sapi tidak tahan panas, namun muda beradaptasi
g. Lambat menjadi dewasa
h. Produksi susu, yaitu 4.500-5.500 liter
i. Berat badan sapi jantan 1.000 kg dan betina 650 kg.
Sapi Jersey
Sapi ini berasal dari channel Island, tepatnya pulai Jersey, Inggris. Ciri-ciri sapi jenis ini sebagai berikut
a. Berwarna cokelat tua disertai belang putih
b. Cepat dewasa
c. Sapi betina dewasa mempunyai berat 306 kg – 580 kg, sedangkan sapi jantan mempunyai berat 680 kg.
d. Rata-rata produksi susunya adalah 2.428 kg
Sapi Guernsey.
Sapi ini berasal dari Guerrnsey, Inggris. Ciri-ciri sapi ini adalah
a. Berwarna kuning tua
b. Belang putih pada kaki dan ekor
c. Berat badan sapi betina 550 kg dan sapi jantan 850 kg
d. Produksi susunya mencapai 4.000 liter
Sapi aryshire.
Sapi ini berasal dari Skotlandia. Dengan ciri-cirinya sebagai berikut
a. Belang (merah putih atau cokelat putih)
b. Ambingnya besar
c. Tanduknya memanjang ke atas
d. Berat badan sapi betina 550 kg dan sapi jantan 725 kg
e. Produksi susunya dapat mencapai 4.852 liter.
Hasil survei di PSPB Cibinong menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang paling cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Frisien Holstein.
3. PUSAT PETERNAKAN SAPI PERAH DI INDONESIA DAN DUNIA.
Sentra peternakan sapi di dunia ada di negara Eropa (Skotlandia, Inggris, Denmark, Perancis, Switzerland, Belanda), Italia, Amerika, Australia, Afrika dan Asia (India dan Pakistan). Sapi Friesian Holstein misalnya, terkenal dengan produksi susunya yang tinggi (+ 6350 kg/th), dengan persentase lemak susu sekitar 3-7%. Namun demikian sapi-sapi perah tersebut ada yang mampu berproduksi hingga mencapai 25.000 kg susu/tahun, apabila digunakan bibit unggul, diberi pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak, lingkungan yang mendukung dan menerapkan budidaya dengan manajemen yang baik. Saat ini produksi susu di dunia mencapai 385 juta m2/ton/th, khususnya pada zone yang beriklim sedang. Produksi susu sapi di PSPB masih kurang dari 10 liter/hari dan jauh dari standar normalnya 12 liter/hari (rata-ratanya hanya 5-8 liter/hari). Sedangkan di Indonesia sentra peternakan sapi perah adalah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
4. MANFAAT
Manfaat dari peternakan sapi perah adalah
Peternakan sapi menghasilkan daging sebagai sumber protein, susu, kulit yang dimanfaatkan untuk industri.
Pupuk kandang sebagai salah satu sumber organik lahan pertanian.
5. PERSYARATAN LOKASI
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak. Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.
Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan-bahan lainnya. Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan
kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).
Pembibitan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah:
a. produksi susu tinggi,
b. umur 3,5 - 4,5 tahun dan sudah pernah beranak,
c. berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu tinggi,
d. bentuk tubuhnya seperti baji,
e. matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat,
f. ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelok-kelok, puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek,
g. tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan
h. tiap tahun beranak.
Sementara calon induk yang baik antara lain:
a. berasal dari induk yang menghasilkan air susu tinggi,
b. kepala dan leher sedikit panjang, pundak tajam, badan cukup panjang, punggung dan pinggul rata, dada dalam dan pinggul lebar,
c. jarak antara kedua kaki belakang dan kedua kaki depan cukup lebar,
d. pertumbuhan ambing dan puting baik,
e. jumlah puting tidak lebih dari 4 dan letaknya simetris, serta
f. sehat dan tidak cacat.
Pejantan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. umur sekitar 4-5 tahun,
b. memiliki kesuburan tinggi,
c. daya menurunkan sifat produksi yang tinggi kepada anak-anaknya,
d. berasal dari induk dan pejantan yang baik,
e. besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-sifat pejantan yang baik,
f. kepala lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat,
g. muka sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar,
h. paha rata dan cukup terpisah,
i. dada lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukup lebar,
j. badan panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar, serta
k. sehat, bebas dari penyakit menular dan tidak menurunkan cacat pada keturunannya.
Prosedur:
1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Untuk mengejar produktivitas ternak yang tinggi, diperlukan perbaikan lingkungan hidup dan peningkatan mutu genetik ternak yang bersangkutan. Bibit yang baru datang harus dikarantina untuk penularan penyakit. Kemudian bibit diberi minum air yang dicampur garam dapur, ditempatkan dalam kandang yang bersih dan ditimbang serta dicatat penampilannya.
2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
Seluruh sapi perah dara yang belum menunjukkan tanda-tanda birahi atau belum bunting setelah suatu periode tertentu, harus disisihkan. Jika sapi yang disisihkan tersebut telah menghasilkan susu, sapi diseleksi kembali berdasarkan produksi susunya, kecenderungan terkena radang ambing dan temperamennya.
3. Sistim Pemuliabiakan
Seringkali sapi perah dara dikawinkan dengan pejantan pedaging untuk mengurangi risiko kesulitan lahir dan baru setelah menghasilkan anak satu dikawinkan dengan pejantan sapi perah pilihan. Bibit harus diberi kesempatan untuk bergerak aktif paling tidak 2 jam setiap hari.
Pemeliharaan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas. Sapi perah yang dipelihara dalam naungan (ruangan) memiliki konsepsi produksi yang lebih tinggi (19%) dan produksi susunya 11% lebih banyak daripada tanpa naungan. Bibit yang sakit segera diobati karena dan bibit yang menjelang beranak dikering kandangkan selama 1-2 bulan.
2. Perawatan Ternak
Ternak dimandikan 2 hari sekali. Seluruh sapi induk dimandikan setiap hari setelah kandang dibersihkan dan sebelum pemerahan susu. Kandang harus dibersihkan setiap hari, kotoran kandang ditempatkan pada penampungan khusus sehingga dapat diolah menjadi pupuk. Setelah kandang dibersihkan, sebaiknya lantainya diberi tilam sebagai alas lantai yang umumnya terbuat dari jerami atau sisa-sisa pakan hijauan (seminggu sekali tilam tersebut harus dibongkar). Penimbangan dilakukan sejak sapi pedet hingga usia dewasa. Sapi pedet ditimbang seminggu sekali sementara sapi dewasa ditimbang setiap bulan atau 3 bulan sekali. Sapi yang baru disapih ditimbang sebulan sekali. Sapi dewasa dapat ditimbang dengan melakukan taksiran pengukuran berdasarkan lingkar dan lebar dada, panjang badan dan tinggi pundak.
3. Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada sapi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
a. sistem penggembalaan (pasture fattening)
b. kereman (dry lot fattening)
c. kombinasi cara pertama dan kedua.
Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa
umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum).
Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat badan per hari.
Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara kereman dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.
4. Pemeliharaan Kandang
Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+1-2minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar. Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.
7. PENYAKIT YANG MENYERANG SAPI PERAH DAN PENANGANAN SERANGAN.
a. Penyakit.
Penyakit antraks
Penyebab: Bacillus anthracis yang menular melalui kontak langsung, makanan/minuman atau pernafasan. Gejalanya adalah demam tinggi, badan lemah dan gemetar; ) gangguan pernafasan; pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul; kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina; kotoran ternak cair dan sering bercampur darah; limpa bengkak dan berwarna kehitaman. Pengendalian: vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terinfeksi serta mengubur/membakar sapi yang mati.
Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau penyakit Apthae epizootica (AE)
Penyebab: virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air liur dan benda lain yang tercemar kuman AE. Gejalanya adalah rongga mulut, lidah, dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening; demam atau panas, suhu badan menurun drastis; nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali; air liur keluar berlebihan. Pengendalian: vaksinasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.
Penyakit ngorok/mendekur atau penyakit Septichaema epizootica (SE)
Penyebab: bakteri Pasturella multocida. Penularannya melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri. Gejalanya adalah kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, berwarna merah dan kebiruan; leher, anus, dan vulva membengkak; paru-paru meradang, selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua; demam dan sulit bernafas sehingga mirip orang yang ngorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam. Pengendalian: vaksinasi anti SE dan diberi antibiotika atau sulfa.
Penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot rot)
Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor.
Gejalanya adalah mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh; kulit kuku mengelupas; tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit; sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.
b. Pencegahan Serangan
Upaya pencegahan dan pengobatannya dilakukan dengan memotong kuku dan
merendam bagian yang sakit dalam larutan refanol selama 30 menit yang
diulangi seminggu sekali serta menempatkan sapi dalam kandang yang bersih dan kering.
8. PERAWATAN KESEHATAN SAPI PERAH.
Perawatan kesehatan pada sapi perah dilakukan agar sapi sehat dan dapat menghasilkan kuantitas dan kualitas produksi susu yang tinggi. Menurut AAK ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kesehatan sapi,yaitu:
Karantina dan isolasi, yaitu pemisahan sapi-sapi yang sakit agar tidak menulari sapi-sapi yang lain.
Vaksinasi dan pengobatan cacing (derwoming), yaitu pemberian vaksinasi untuk mencegah kemungkinan terinfeksinya penyakit menular dan pemberian obat-obatan untuk menanggulangi terjadinya infeksi dan pembiakan cacing di dalam tubuh sapi.
Tindakan higienis, yaitu tindakan kebersihan yang meliputi peralatan makan, kebersihan kandang, kebersihan sapi, mengubur dan membakar bangkai, kebersihan bahan makanan, dan peternak harus bersih serta bebas dari penyakit.
Pemotongan kuku, dilakukan agar tubuh sapi tetap stabil dan untuk mencegah penyakit kuku dan mulut.
9. TEKNIK PEMERAHAN SUSU SAPI YANG BAIK.
Teknik dalam pemerahan susu sapi ada beberapa macam yaitu memerah tangan, vacuum ember, langkah-saver transportasi susu, pemerahan pipa, salon pemerahan, salon tersembunyi, herringbone dan salon parallel, salon rotary, otomatis pemerah take-off, serta memerah dengan robot otomatis. Namun dari sekian banyak teknik pemerahan yang tertera diatas hanya ada satu yang mungkin lebih baik tekniknya. Teknik atau cara pemerahan susu sapi yang baik adalah menggunakan tangan(tradisional). Dalam pemerahan susu sapi dengan cara tradisional ini yang perlu diperhatikan terlebih dulu adalah penyediaan alat – alat yang dipakai peternak untuk memerah susu dan menyimpannya agar tetap terjaga kualitasnya.
Cara pemerahannya sebagai berikut:
o Letakkan jari di atas kalang ambing. Posisi Jari telunjuk serta jari tengah ada di bagian bawah sekitar 2,5 - 3,8 cm di belakang puting susu membentuk huruf C. Untuk mudahnya, anggaplah ambing sebagai sebuah jam, maka posisi/arah jari anda berada pada jam 12, dua jari lain berada di posisi jam 6. Jari anda dan jari telunjuk serta jari tengah saling berhadapan. Jari-jari diletakkan sedemikian rupa sehingga bagian “gudang” air susu berada di bawahnya.
o Kemudian tekan secara lembut ke arah dada, tanpa memindahkan posisi jari-jari tadi. Ambing yang besar dianjurkan untuk diperah lebih dulu.
o memerah air susu keluar dari gudang air susu yang terdapat di bawah kalang ambing di belakang puting susu. Jangan menggesekkan jari anda pada kulit sapi, karena akan menimbulkan rasa sakit atau nyeri pada sapi.
o Ulangi gerakan-gerakan tersebut, hingga aliran air susu berkurang. Kemudian pindahkan jari-jari ke arah jam 11 dan jam 5, lakukan kembali gerakan memerah seperti tadi.
o Lakukan pada kedua ambing secara bergantian. Begitu tampak air susu memancar dari puting susu, itu berarti gerakan tersebut sudah benar.
o Waktu yang diperlukan untuk persiapan dan pemerahan dengan tangan, sekitar 20-30 menit.
Agar dapat menghasilkan kualitas susu yang baik untuk di konsumsi maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
• Peralatan yang digunakan untuk menampung susu segar, baik berupa ember perah maupun milk can (kan susu), harus dalam keadaan bersih dan kering. Jika peralatan bersih maka umur susu segar bisa mencapai tiga jam, setelah itu susu akan rusak atau asam.
• Sebelum dimasukan ke dalam milk can, susu di saring terlebih dahulu agar bulu sapi dan Vaseline yang tercampur dengan susu tidak terbawa ke dalam wadah.
• Waktu pengiriman dihitung pada saat susu selesai diperah hingga sapi tiba pada konsumen.
• Pendinginan susu dengan suhu 40 C agar lebih tahan lama. Jika suhu lebih dari 40 C maka bakteri akan dengan mudah berkembang biak
10. TANTANGAN YANG DIHADAPI DALAM BETERNAK SAPI PERAH.
1. Pemasaran
o Produk susu dalam negeri umumnya bersaing dengan susu impor, sebab
susu impor yang harganya lebih rcndah dan mutunya pun lebih baik. Hal ini bisa terjadi karena ongkos produksinya dapat ditekan lebih murah; semua sarana peralatan, mutu sapi, dan lain-lain sudah lebih baik atau maju.
o Daya beli masyarakat masih rendah, sebab sebagian besar masyarakat belum mengcnal ilmu gizi sehingga berpengaruh terhadap pemasaran produk air susu. Mereka mcrasa tidak berkepentingan, karena fungsi dan pengaruh air susu terhadap tubuh.
o Hygiene air susu kurang dapat dipertanggungjawabkan seningga mempengaruhi mutu air susu. Mutu air susuyang rendah akan mengurangi kepercayaan para konsumen sehingga mereka tidak menyukai produk air susu yang dipasarkan. Sering terjadi fluktuasi harga bahan baku pakan yang melonjak sangat tinggi. Peristiwa semacam ini membawa pengaruh besar terhadap indek pakan dan produksi yang jelek, sehingga peternak sangat dirugikan. Apabila peristiwa semacam ini berlangsung berkepanjangan akan membawa kebangkrutan usaha, karena peternak tidak akan bergairah lagi meneruskan usahanya yang rugi terus-menerus.
2. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan peternak .
Para peternak sapi perah umumnya kurang memiliki bekal ilmu pengetahuan atau skill di bidang peternakan sehingga berpengaruh besar terhadap usaha pengembangan ternak. Apalagi jika usaha ini tidak didukung oleh sumber daya alam yang memadai sebagai modal, maka keberhasilan dan kontinuitas usahanya pasti akan terganggu. Dalam hal ini sumber daya manusia dan alam harus di-upayakan agar tidak menjadi kendala yang dapat mempengaruhi perkembangan usaha ternak sapi perah.
3. Biaya transportasi
Sulitnya sarana transportasi seperti jarak antara produsen dan konsumen yang begitu jauh ditambah saruna jalan yang sulit ditempuh oleh sarana angkutan merupakan salah satu tantangan besar bagi peternak sapi perah. Biaya angkutan bahan-bahan pukan dan hasil produksi akan mahal sehingga memperkecil keuntungan. Tentu saja hal ini akan sangat mengganggu pengembangan usaha peternakan.
Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu:
• kelompok yang berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah tropis
• kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus.
Jenis- jenis sapi perah yang sering diternakan, yaitu:
Sapi Friesian Holstein (FH).
Sapi ini sering juga dikenal dengan sebutan sapi holland. Di Amerika sapi ini di sebut friesien, sedangkan di negara-negara lain ada pula yang menyebutnya friesien. Di Indonesia sendiri dikenal dengan sebutan FH. Sapi ini berasal dari Belanda. Ciri-cirinya, antara lain
a. Warna belang hitam putih
b. Pada dahinya terdapat warna putih berbentuk segitiga
c. Dada, perut bawah, kaki dan ekor berwarna putih
d. Tanduk kecil-pendek, menjurus ke depan
e. Tenang, jinak sehingga mudah dikuasai
f. Sapi tidak tahan panas, namun muda beradaptasi
g. Lambat menjadi dewasa
h. Produksi susu, yaitu 4.500-5.500 liter
i. Berat badan sapi jantan 1.000 kg dan betina 650 kg.
Sapi Jersey
Sapi ini berasal dari channel Island, tepatnya pulai Jersey, Inggris. Ciri-ciri sapi jenis ini sebagai berikut
a. Berwarna cokelat tua disertai belang putih
b. Cepat dewasa
c. Sapi betina dewasa mempunyai berat 306 kg – 580 kg, sedangkan sapi jantan mempunyai berat 680 kg.
d. Rata-rata produksi susunya adalah 2.428 kg
Sapi Guernsey.
Sapi ini berasal dari Guerrnsey, Inggris. Ciri-ciri sapi ini adalah
a. Berwarna kuning tua
b. Belang putih pada kaki dan ekor
c. Berat badan sapi betina 550 kg dan sapi jantan 850 kg
d. Produksi susunya mencapai 4.000 liter
Sapi aryshire.
Sapi ini berasal dari Skotlandia. Dengan ciri-cirinya sebagai berikut
a. Belang (merah putih atau cokelat putih)
b. Ambingnya besar
c. Tanduknya memanjang ke atas
d. Berat badan sapi betina 550 kg dan sapi jantan 725 kg
e. Produksi susunya dapat mencapai 4.852 liter.
Hasil survei di PSPB Cibinong menunjukkan bahwa jenis sapi perah yang paling cocok dan menguntungkan untuk dibudidayakan di Indonesia adalah Frisien Holstein.
3. PUSAT PETERNAKAN SAPI PERAH DI INDONESIA DAN DUNIA.
Sentra peternakan sapi di dunia ada di negara Eropa (Skotlandia, Inggris, Denmark, Perancis, Switzerland, Belanda), Italia, Amerika, Australia, Afrika dan Asia (India dan Pakistan). Sapi Friesian Holstein misalnya, terkenal dengan produksi susunya yang tinggi (+ 6350 kg/th), dengan persentase lemak susu sekitar 3-7%. Namun demikian sapi-sapi perah tersebut ada yang mampu berproduksi hingga mencapai 25.000 kg susu/tahun, apabila digunakan bibit unggul, diberi pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak, lingkungan yang mendukung dan menerapkan budidaya dengan manajemen yang baik. Saat ini produksi susu di dunia mencapai 385 juta m2/ton/th, khususnya pada zone yang beriklim sedang. Produksi susu sapi di PSPB masih kurang dari 10 liter/hari dan jauh dari standar normalnya 12 liter/hari (rata-ratanya hanya 5-8 liter/hari). Sedangkan di Indonesia sentra peternakan sapi perah adalah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
4. MANFAAT
Manfaat dari peternakan sapi perah adalah
Peternakan sapi menghasilkan daging sebagai sumber protein, susu, kulit yang dimanfaatkan untuk industri.
Pupuk kandang sebagai salah satu sumber organik lahan pertanian.
5. PERSYARATAN LOKASI
Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah yang letaknya cukup jauh dari pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kandang dapat dibuat dalam bentuk ganda atau tunggal, tergantung dari jumlah sapi yang dimiliki. Pada kandang tipe tunggal, penempatan sapi dilakukan pada satu baris atau satu jajaran, sementara kandang yang bertipe ganda penempatannya dilakukan pada dua jajaran yang saling berhadapan atau saling bertolak belakang. Diantara kedua jajaran tersebut biasanya dibuat jalur untuk jalan.
Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman) biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak. Lantai kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.
Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin, lysol, dan bahan-bahan lainnya. Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2 m, sedangkan untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi cukup 1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan
kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m).
Pembibitan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah:
a. produksi susu tinggi,
b. umur 3,5 - 4,5 tahun dan sudah pernah beranak,
c. berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu tinggi,
d. bentuk tubuhnya seperti baji,
e. matanya bercahaya, punggung lurus, bentuk kepala baik, jarak kaki depan atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat,
f. ambing cukup besar, pertautan pada tubuh cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan berkelok-kelok, puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang simetris dan tidak terlalu pendek,
g. tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit menular, dan
h. tiap tahun beranak.
Sementara calon induk yang baik antara lain:
a. berasal dari induk yang menghasilkan air susu tinggi,
b. kepala dan leher sedikit panjang, pundak tajam, badan cukup panjang, punggung dan pinggul rata, dada dalam dan pinggul lebar,
c. jarak antara kedua kaki belakang dan kedua kaki depan cukup lebar,
d. pertumbuhan ambing dan puting baik,
e. jumlah puting tidak lebih dari 4 dan letaknya simetris, serta
f. sehat dan tidak cacat.
Pejantan yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. umur sekitar 4-5 tahun,
b. memiliki kesuburan tinggi,
c. daya menurunkan sifat produksi yang tinggi kepada anak-anaknya,
d. berasal dari induk dan pejantan yang baik,
e. besar badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-sifat pejantan yang baik,
f. kepala lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat,
g. muka sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar,
h. paha rata dan cukup terpisah,
i. dada lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukup lebar,
j. badan panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar, serta
k. sehat, bebas dari penyakit menular dan tidak menurunkan cacat pada keturunannya.
Prosedur:
1. Pemilihan Bibit dan Calon Induk
Untuk mengejar produktivitas ternak yang tinggi, diperlukan perbaikan lingkungan hidup dan peningkatan mutu genetik ternak yang bersangkutan. Bibit yang baru datang harus dikarantina untuk penularan penyakit. Kemudian bibit diberi minum air yang dicampur garam dapur, ditempatkan dalam kandang yang bersih dan ditimbang serta dicatat penampilannya.
2. Perawatan Bibit dan Calon Induk
Seluruh sapi perah dara yang belum menunjukkan tanda-tanda birahi atau belum bunting setelah suatu periode tertentu, harus disisihkan. Jika sapi yang disisihkan tersebut telah menghasilkan susu, sapi diseleksi kembali berdasarkan produksi susunya, kecenderungan terkena radang ambing dan temperamennya.
3. Sistim Pemuliabiakan
Seringkali sapi perah dara dikawinkan dengan pejantan pedaging untuk mengurangi risiko kesulitan lahir dan baru setelah menghasilkan anak satu dikawinkan dengan pejantan sapi perah pilihan. Bibit harus diberi kesempatan untuk bergerak aktif paling tidak 2 jam setiap hari.
Pemeliharaan
1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
Pada pemeliharaan secara intensif sapi-sapi dikandangkan sehingga peternak mudah mengawasinya, sementara pemeliharaan secara ekstensif pengawasannya sulit dilakukan karena sapi-sapi yang dipelihara dibiarkan hidup bebas. Sapi perah yang dipelihara dalam naungan (ruangan) memiliki konsepsi produksi yang lebih tinggi (19%) dan produksi susunya 11% lebih banyak daripada tanpa naungan. Bibit yang sakit segera diobati karena dan bibit yang menjelang beranak dikering kandangkan selama 1-2 bulan.
2. Perawatan Ternak
Ternak dimandikan 2 hari sekali. Seluruh sapi induk dimandikan setiap hari setelah kandang dibersihkan dan sebelum pemerahan susu. Kandang harus dibersihkan setiap hari, kotoran kandang ditempatkan pada penampungan khusus sehingga dapat diolah menjadi pupuk. Setelah kandang dibersihkan, sebaiknya lantainya diberi tilam sebagai alas lantai yang umumnya terbuat dari jerami atau sisa-sisa pakan hijauan (seminggu sekali tilam tersebut harus dibongkar). Penimbangan dilakukan sejak sapi pedet hingga usia dewasa. Sapi pedet ditimbang seminggu sekali sementara sapi dewasa ditimbang setiap bulan atau 3 bulan sekali. Sapi yang baru disapih ditimbang sebulan sekali. Sapi dewasa dapat ditimbang dengan melakukan taksiran pengukuran berdasarkan lingkar dan lebar dada, panjang badan dan tinggi pundak.
3. Pemberian Pakan
Pemberian pakan pada sapi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
a. sistem penggembalaan (pasture fattening)
b. kereman (dry lot fattening)
c. kombinasi cara pertama dan kedua.
Pakan yang diberikan berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang berupa jerami padi, pucuk daun tebu, lamtoro, alfalfa, rumput gajah, rumput benggala atau rumput raja. Hijauan diberikan siang hari setelah pemerahan sebanyak 30-50 kg/ekor/hari. Pakan berupa rumput bagi sapi dewasa
umumnya diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) dan pakan tambahan sebanyak 1-2% dari BB. Sapi yang sedang menyusui (laktasi) memerlukan makanan tambahan sebesar 25% hijauan dan konsentrat dalam ransumnya. Hijauan yang berupa rumput segar sebaiknya ditambah dengan jenis kacang-kacangan (legum).
Sumber karbohidrat berupa dedak halus atau bekatul, ampas tahu, gaplek, dan bungkil kelapa serta mineral (sebagai penguat) yang berupa garam dapur, kapur, dll. Pemberian pakan konsentrat sebaiknya diberikan pada pagi hari dan sore hari sebelum sapi diperah sebanyak 1-2 kg/ekor/hari. Selain makanan, sapi harus diberi air minum sebanyak 10% dari berat badan per hari.
Pemeliharaan utama adalah pemberian pakan yang cukup dan berkualitas, serta menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak yang dipelihara. Pemberian pakan secara kereman dikombinasikan dengan penggembalaan Di awal musim kemarau, setiap hari sapi digembalakan. Di musim hujan sapi dikandangkan dan pakan diberikan menurut jatah. Penggembalaan bertujuan pula untuk memberi kesempatan bergerak pada sapi guna memperkuat kakinya.
4. Pemeliharaan Kandang
Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses fermentasi (+1-2minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar. Air minum yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk memandikan sapi.
7. PENYAKIT YANG MENYERANG SAPI PERAH DAN PENANGANAN SERANGAN.
a. Penyakit.
Penyakit antraks
Penyebab: Bacillus anthracis yang menular melalui kontak langsung, makanan/minuman atau pernafasan. Gejalanya adalah demam tinggi, badan lemah dan gemetar; ) gangguan pernafasan; pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul; kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina; kotoran ternak cair dan sering bercampur darah; limpa bengkak dan berwarna kehitaman. Pengendalian: vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang terinfeksi serta mengubur/membakar sapi yang mati.
Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau penyakit Apthae epizootica (AE)
Penyebab: virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air liur dan benda lain yang tercemar kuman AE. Gejalanya adalah rongga mulut, lidah, dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening; demam atau panas, suhu badan menurun drastis; nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali; air liur keluar berlebihan. Pengendalian: vaksinasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.
Penyakit ngorok/mendekur atau penyakit Septichaema epizootica (SE)
Penyebab: bakteri Pasturella multocida. Penularannya melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri. Gejalanya adalah kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, berwarna merah dan kebiruan; leher, anus, dan vulva membengkak; paru-paru meradang, selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua; demam dan sulit bernafas sehingga mirip orang yang ngorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam. Pengendalian: vaksinasi anti SE dan diberi antibiotika atau sulfa.
Penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot rot)
Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor.
Gejalanya adalah mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh; kulit kuku mengelupas; tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit; sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.
b. Pencegahan Serangan
Upaya pencegahan dan pengobatannya dilakukan dengan memotong kuku dan
merendam bagian yang sakit dalam larutan refanol selama 30 menit yang
diulangi seminggu sekali serta menempatkan sapi dalam kandang yang bersih dan kering.
8. PERAWATAN KESEHATAN SAPI PERAH.
Perawatan kesehatan pada sapi perah dilakukan agar sapi sehat dan dapat menghasilkan kuantitas dan kualitas produksi susu yang tinggi. Menurut AAK ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kesehatan sapi,yaitu:
Karantina dan isolasi, yaitu pemisahan sapi-sapi yang sakit agar tidak menulari sapi-sapi yang lain.
Vaksinasi dan pengobatan cacing (derwoming), yaitu pemberian vaksinasi untuk mencegah kemungkinan terinfeksinya penyakit menular dan pemberian obat-obatan untuk menanggulangi terjadinya infeksi dan pembiakan cacing di dalam tubuh sapi.
Tindakan higienis, yaitu tindakan kebersihan yang meliputi peralatan makan, kebersihan kandang, kebersihan sapi, mengubur dan membakar bangkai, kebersihan bahan makanan, dan peternak harus bersih serta bebas dari penyakit.
Pemotongan kuku, dilakukan agar tubuh sapi tetap stabil dan untuk mencegah penyakit kuku dan mulut.
9. TEKNIK PEMERAHAN SUSU SAPI YANG BAIK.
Teknik dalam pemerahan susu sapi ada beberapa macam yaitu memerah tangan, vacuum ember, langkah-saver transportasi susu, pemerahan pipa, salon pemerahan, salon tersembunyi, herringbone dan salon parallel, salon rotary, otomatis pemerah take-off, serta memerah dengan robot otomatis. Namun dari sekian banyak teknik pemerahan yang tertera diatas hanya ada satu yang mungkin lebih baik tekniknya. Teknik atau cara pemerahan susu sapi yang baik adalah menggunakan tangan(tradisional). Dalam pemerahan susu sapi dengan cara tradisional ini yang perlu diperhatikan terlebih dulu adalah penyediaan alat – alat yang dipakai peternak untuk memerah susu dan menyimpannya agar tetap terjaga kualitasnya.
Cara pemerahannya sebagai berikut:
o Letakkan jari di atas kalang ambing. Posisi Jari telunjuk serta jari tengah ada di bagian bawah sekitar 2,5 - 3,8 cm di belakang puting susu membentuk huruf C. Untuk mudahnya, anggaplah ambing sebagai sebuah jam, maka posisi/arah jari anda berada pada jam 12, dua jari lain berada di posisi jam 6. Jari anda dan jari telunjuk serta jari tengah saling berhadapan. Jari-jari diletakkan sedemikian rupa sehingga bagian “gudang” air susu berada di bawahnya.
o Kemudian tekan secara lembut ke arah dada, tanpa memindahkan posisi jari-jari tadi. Ambing yang besar dianjurkan untuk diperah lebih dulu.
o memerah air susu keluar dari gudang air susu yang terdapat di bawah kalang ambing di belakang puting susu. Jangan menggesekkan jari anda pada kulit sapi, karena akan menimbulkan rasa sakit atau nyeri pada sapi.
o Ulangi gerakan-gerakan tersebut, hingga aliran air susu berkurang. Kemudian pindahkan jari-jari ke arah jam 11 dan jam 5, lakukan kembali gerakan memerah seperti tadi.
o Lakukan pada kedua ambing secara bergantian. Begitu tampak air susu memancar dari puting susu, itu berarti gerakan tersebut sudah benar.
o Waktu yang diperlukan untuk persiapan dan pemerahan dengan tangan, sekitar 20-30 menit.
Agar dapat menghasilkan kualitas susu yang baik untuk di konsumsi maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu
• Peralatan yang digunakan untuk menampung susu segar, baik berupa ember perah maupun milk can (kan susu), harus dalam keadaan bersih dan kering. Jika peralatan bersih maka umur susu segar bisa mencapai tiga jam, setelah itu susu akan rusak atau asam.
• Sebelum dimasukan ke dalam milk can, susu di saring terlebih dahulu agar bulu sapi dan Vaseline yang tercampur dengan susu tidak terbawa ke dalam wadah.
• Waktu pengiriman dihitung pada saat susu selesai diperah hingga sapi tiba pada konsumen.
• Pendinginan susu dengan suhu 40 C agar lebih tahan lama. Jika suhu lebih dari 40 C maka bakteri akan dengan mudah berkembang biak
10. TANTANGAN YANG DIHADAPI DALAM BETERNAK SAPI PERAH.
1. Pemasaran
o Produk susu dalam negeri umumnya bersaing dengan susu impor, sebab
susu impor yang harganya lebih rcndah dan mutunya pun lebih baik. Hal ini bisa terjadi karena ongkos produksinya dapat ditekan lebih murah; semua sarana peralatan, mutu sapi, dan lain-lain sudah lebih baik atau maju.
o Daya beli masyarakat masih rendah, sebab sebagian besar masyarakat belum mengcnal ilmu gizi sehingga berpengaruh terhadap pemasaran produk air susu. Mereka mcrasa tidak berkepentingan, karena fungsi dan pengaruh air susu terhadap tubuh.
o Hygiene air susu kurang dapat dipertanggungjawabkan seningga mempengaruhi mutu air susu. Mutu air susuyang rendah akan mengurangi kepercayaan para konsumen sehingga mereka tidak menyukai produk air susu yang dipasarkan. Sering terjadi fluktuasi harga bahan baku pakan yang melonjak sangat tinggi. Peristiwa semacam ini membawa pengaruh besar terhadap indek pakan dan produksi yang jelek, sehingga peternak sangat dirugikan. Apabila peristiwa semacam ini berlangsung berkepanjangan akan membawa kebangkrutan usaha, karena peternak tidak akan bergairah lagi meneruskan usahanya yang rugi terus-menerus.
2. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan peternak .
Para peternak sapi perah umumnya kurang memiliki bekal ilmu pengetahuan atau skill di bidang peternakan sehingga berpengaruh besar terhadap usaha pengembangan ternak. Apalagi jika usaha ini tidak didukung oleh sumber daya alam yang memadai sebagai modal, maka keberhasilan dan kontinuitas usahanya pasti akan terganggu. Dalam hal ini sumber daya manusia dan alam harus di-upayakan agar tidak menjadi kendala yang dapat mempengaruhi perkembangan usaha ternak sapi perah.
3. Biaya transportasi
Sulitnya sarana transportasi seperti jarak antara produsen dan konsumen yang begitu jauh ditambah saruna jalan yang sulit ditempuh oleh sarana angkutan merupakan salah satu tantangan besar bagi peternak sapi perah. Biaya angkutan bahan-bahan pukan dan hasil produksi akan mahal sehingga memperkecil keuntungan. Tentu saja hal ini akan sangat mengganggu pengembangan usaha peternakan.
Selasa, 25 Oktober 2011
10 BIOMA DUNIA
• Bioma gurun dan setengah gurun
• Bioma padang rumput
• Bioma hutan tropis
• Bioma hutan gugur
• Bioma hutan taiga
• Bioma tundra
• Bioma sabana
• Bioma hutan bakau (mangroul) dan
• Bioma hutan lumut
• Bioma Hutan Musim
Bioma Gurun dan Setengah Gurun.
Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan sangat rendah, + 25 cm/tahun
2. Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
3. Kelembaban udara sangat rendah
4. Perbedaan suhu siang hari dengan malam hari sangat tinggi (siang dapat mencapai 450 C, malam dapat turun sampai 00 C)
5. Tanah sangat tandus karena tidak mampu menyimpan air
Lingkungan biotik
- Flora: tumbuhan yang tumbuh adalah tumbuhan yang dapat
beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan xerohyt).
- Fauna: hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu
menyimpan air, misalnya unta, sedang untuk hewan-hewan kecil
misalnya kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif hidup pada
pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hidup pada lubang-lubang.
Bioma Padang Gurun.
Bioma padang rumput membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan, Australia.
Ciri-ciri:
1. Curah hujan antara 25 - 50 cm/tahun, di beberapa daerah padang rumput curah hujannya dapat mencapai 100 cm/tahun.
2. Curah hujan yang relatif rendah turun secara tidak teratur.
3. Turunnya hujan yang tidak teratur tersebut menyebabkan porositas dan drainase kurang baik sehingga tumbuh-tumbuhan sukar mengambil air.
Lingkungan biotik:
- Flora: tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan daerah dengan porositas dan drainase kurang baik adalah rumput, meskipun ada pula tumbuhan lain yang hidup selain rumput, tetapi karena mereka merupakan vegetasi yang dominan maka disebut padang rumput. Nama padang rumput bermacam-macam seperti steppa di Rusia Selatan, puzta di Hongaria, prairi di Amerika Utara dan pampa di Argentina.
- Fauna: bison dan kuda liar (mustang) di Amerika, gajah dan jerapa di Afrika, domba dan kanguru diAustralia serta Karnivora: singa, serigala, anjing liar dan cheetah.
Bioma Hutan Sabana.
Bioma sabana adalah padang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan. Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu sabana murni dan sabana campuran.
- Sabana murni : bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis tumbuhan saja.
- Sabana campuran : bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran berjenis-jenis pohon.
Bioma Hutan Tropis.
Bioma hutan tropis merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di Afrika.
Ciri-ciri:
1. Curah hajannya tinggi, merata sepanjang tahun, yaitu antara 200 – 225 cm/tahun.
2. Matahari bersinar sepanjang tahun.
3. Dari bulan satu ke bulan yang lain perubahan suhunya relatif kecil.
4. Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari, sehingga tidak ada perubahan suhu antara siang dan malam hari.
- Flora: pada bioma hutan tropis terdapat beratus-ratus spesies tumbuhan. Pohon-pohon utama dapat mencapai ketinggian 20 - 40 m, dengan cabang-cabang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung atau kanopi.
Tumbuhan khas yang dijumpai adalah liana dan epifit. Liana adalah tumbuhan yang menjalar di permukaan hutan, contoh: rotan. Epifit adalah tumbuhan yang menempel pada batang-batang pohon, dan tidak merugikan pohon tersebut, contoh: Anggrek, paku Sarang Burung.
- Fauna: di daerah tudung yang cukup sinar matahari, pada siang hari
hidup hewan-hewan yang bersifat diurnal yaitu hewan yang aktif pada siang hari, di daerah bawah kanopi dan daerah dasar hidup hewan-hewan yang bersifat nokturnal yaitu hewan yang aktif pada malam hari, misalnya: burung hantu, babi hutan, kucing hutan, macan tutul dan kelelawar.
Bioma Hutan Musim
Di daerah tropis, selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.
Ciri tumbuhan yang membentuk formasi hutan musim:
Pohon-pohonnya tahan dari kekeringan dan termasuk tumbuhan tropofit, artinya mampu beradaptasi terhadap keadaan kering dan keadaan basah pada saat musim kemarau (kering), daunnya meranggas, sebaliknya saat musim hujan, daunnya lebat. Hutan musim biasa diberi nama sesuai dengan tumbuhan yang dominan, misalnya: hutan jati, hutan angsana. Di Indonesia, hutan musim dapat ditemukan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Fauna yang banyak ditemukan rusa, babi hutan, harimau.
Bioma Hutan Lumut
Hutan lumut banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada ketinggian di atas batas kondensasi uap air. Disebut hutan lumut karena vegetasi yang dominan adalah tumbuhan lumut. Lumut yang tumbuh tidak hanya di permukaan tanah dan bebatuan, tetapi mereka pun menutupi batang-batang pohon berkayu. Jadi pada hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya lumut saja, melainkan hutan yang banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut. Sepanjang hari hampir selalu hujan karena kelembapan yang tinggi dan suhu rendah menyebabkan timbulnya embun terus-menerus.
Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest)
Ciri khas bioma hutan gugur adalah tumbuhannya sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.
Ciri-ciri:
- Curah hujan merata sepanjang tahun, 75 - 100 cm/tahun.
- Mempunyai 4 musim, yaitu musim panas, musim dingin, musim gugur dan musim semi
- Keanekaragaman jenis tumbuhan lebih rendah daripada bioma hutan tropis.
Musim panas pada bioma hutan gugur, energi radiasi matahari yang diterima cukup tinggi, demikian pula dengan presipitasi (curah hujan) dan kelembaban. Kondisi ini menyebabkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi cahaya masih dapat menembus ke dasar, karena dedaunan tidak begitu lebat tumbuhnya. Konsumen yang ada di daerah ini adalah serangga, burung, bajing, dan racoon yaitu hewan sebangsa luwak/musang.
Pada saat menjelang musim dingin, radiasi sinar matahari mulai berkurang, suhu mulai turun. Tumbuhan mulai sulit mendapatkan air sehingga daun menjadi merah, coklat akhirnya gugur, sehingga musim itu disebut musim gugur.
Pada saat musim dingin, tumbuhan gundul dan tidak melakukan kegiatan fotosintesis. Beberapa jenis hewan melakukan hibernasi (tidur pada musim dingin). Menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali (bersemi) sehingga disebut musim semi.
Bioma Hutan Taiga / Hutan Homogen
Bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara subtropik dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, Kanada.
Ciri-ciri bioma hutan taiga:
1. Perbedaan antara suhu musim panas dan musim dingin cukup tinggi, pada musim panas suhu tinggi, pada musim dingin suhu sangat rendah.
2. Pertumbuhan tanaman terjadi pada musim panas yang berlangsung antara 3 sampai 6 bulan.
3. Flora khasnya adalah pohon berdaun jarum/pohon konifer, contoh pohon konifer adalah Pinus merkusii (pinus). Keanekaragaman tumbuhan di bioma taiga rendah, vegetasinya nyaris seragam, dominan pohon-pohon konifer karena nyaris seragam, hutannya disebut hutan homogen. Tumbuhannya hijau sepanjang tahun, meskipun dalam musim dingin dengan suhu sangat rendah.
4. Fauna yang terdapat di daerah ini adalah beruang hitam, serigala dan burung-burung yang bermigrasi ke daerah tropis bila musim dingin tiba. Beberapa jenis hewan seperti tupai dan mammalia kecil lainnya maupun berhibernasi pada saat musim dingin.
Bioma Hutan Tundra
Bioma ini terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit tumbuhan berbunga berukuran kecil.
Ciri-ciri:
1. Mendapat sedikit energi radiasi matahari, musim dingin sangat panjang dapat berlangsung selama 9 bulan dengan suasana gelap.
2. Musim panas berlangsung selama 3 bulan, pada masa inilah vegetasi
mengalami pertumbuhan.
3. Fauna khas bioma tundra adalah "Muskoxem" (bison berhulu tebal) dan Reindeer/Caribou (rusa kutub).
Hutan Bakau / Mangrove
Hutan bakau/mangrove banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora sp), sehingga nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).
Ciri-ciri:
1. Kadar garam air dan tanahnya tinggi.
2. Kadar O2 air dan tanahaya rendah.
3. Saat air pasang, lingkungannya banjir, saat air surut lingkungannya becek dan berlumpur. Dengan kondisi kadar garam tinggi, menyebabkan tumbuhan bakau sukar menyerap air meskipun lingkungan sekitar banyak air, keadaan ini dikenal dengan nama kekeringan fisiologis. Untuk menyesuaikan dengan lingkungan tersebut tumbuhan bakau memiliki dedaunan yang tebal dan kaku, berlapiskan kutikula sehingga dapat mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar.
Untuk menyesuaikan diri dengan kadar O2 rendah, tumbuhan bakau memiliki akar nafas yang berfungsi menyerap O2 langsung dari udara. Agar individu baru tidak dihanyutkan oleh arus air akibat adanya pasang naik dan pasang surut terutama pada bakau kita dapati suatu fenomena yang dikenal dengan nama VIVIPARI yang artinya adalah berkecambahnya biji selagi biji masih terdapat dalam buah, belum tanggal dari pohon induknya, dapat membentuk akar yang kadang-kadang dapat mencapai 1 meter panjangnya.
Jika biji yang sudah berkecambah tadi lepas dari pohon induknya maka dengan akar yang panjang tersebut dapat menancap cukup dalam di dalam lumpur, sehingga tidak akan terganggu dengan arus air yang terjadi pada gerakan pasang dan surut. Hutan bakau di Indonesia terdapat di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan dan sepanjang pantai Irian, di Pulau Jawa hutan bakau yang agak luas masih tersisa di sekitar Segara Anakan dekat Cilacap yang merupakan muara sungai Citanduy. Jenis-jenis hewan yang dapat ditemukan dalam lingkungan hutan bakau terutama adalah ikan dan hewan-hewan melata (buaya, biawak) dan burung-burung yang bersarang di atas pohon-pohon bakau.
Senin, 24 Oktober 2011
Jumat, 08 Juli 2011
Sumber Daya Alam Yang Dapat Diperbaharui
- Sumber Daya Alam Yang Dapat Diperbaharui (Renewable Resources).
Pada pembahasan sebelumnya telah dibahas tanah sebagai sumber daya alam yang bisa berubah potensinya. Tahukah anda bila pengelolaan tanah tidak tepat maka unsure yang terkandung di dalamnya akan berkurang bahkan habis ?. Coba amati tanah yang ada di sekeliling kalian apakah dimanfaatkan untuk pertanian atau pemukiman ?.
Tanah yang dimanfaatkan untuk pertanian akan mengalami suatu proses. Dimana prose situ adalah mengubah tanah agar bisa menghasilkan sesuatu yang akan berguna bagi manusia.
Namun sadarkah anda akan tindakan anda tersebut? dan dampak apa yang timbul dari pengelolaan tersebut ?.
Pengelolaan tanah akan mengurangi unsur hara(zat yang dibutuhkan oleh tanaman untuk pertumbuhannya) yang terkandung didalam tanah. Sehingga apabila unsur hara tersebut habis maka potensi tanah akan menurun. Manusia tidak akan tinggal diam melihat unsure hara yagn habis tersebut namun mereka selalu berusaha akan bisa mengembalikan unsur hara dalam tanah itu dengan berbagai usaha yang mereka lakukan.
Dari uraian di atas membuktikan bahwa tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Maka dapat diartikan bahwa Sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan lagi setelah pemakaian karena kemampuan pembaharuan kembali dalam waktu relatif cepat sehingga sumber daya
alam ini tidak akan habis. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui di bagi menjadi lima bagian, yaitu :
a) Sumber Daya Alam Nabati (Tumbuhan).
Adalah sumber daya alam yang berasal dari tumbuh – tumbuhan. Tumbuhan termasuk di dalam sumber daya alam yang dapat diperbaharui karena tumbuhan dapat tumbh dan berkembang biak. Keberlangsungan proses tersebut banyak juga ditentukan oleh manusia, yaitu budidaya.
Budidaya tumbuhan oleh manusia dikelompokkan dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut :
Ø Pertanian.
Pertanian dalam arti sempit adalah kegiatan bercocok tanam sehingga menghasilkan bahan pangan. Kegiatan bercocok tanam dapat dibedakan menjadi 3 bentuk, sebagai berikut :
§ Sawah
Sawah adalah sistem pertanian lahan basah yang menggunakan perlakuan dengan mengairi lahan. Pengairan sawah dapat dilakukan dengan irigasi atau tadah hujan. Ciri-ciri sawah antara lain
(1) membutuhkan air yang cukup banyak,
(2) pengolahan tanah dilakukan secara teratur,
(3) merupakan pertanian menetap, dan
(4) jenis tanaman adalah padi.
Sawah di Indonesia terdiri atas:
(1) sawah irigasi adalah sawah yang sistem pengairannya teratur, sumber air
biasa berasal dari aliran sungai/waduk;
(2) sawah tadah hujan adalah sawah yang sistem pengairannya tergantung
dengan air hujan;
(3) sawah bencah (sawah pasang surut) adalah sawah yang terletak di daerah
rawa-rawa pantai yang telah kering atau sering pula di daerah muara sungai yang besar; dan
(4) sawah lebak adalah sawah yang memanfaatkan lahan di kanan kiri sungai.
§ Ladang.
Ladang merupakan sistem pertanian pada lahan kering yang sering disebut juga “huma”. Sistem pertanian ini berpindah-pindah yaitu melakukan pembukaan hutan dengan cara pembakaran lahan yang telah terbuka ditanami padi dan jenis-jenis palawija. Sistem ini berakibat pada kerusakan hutan, tanah longsor, dan banjir.
§ Tegalan.
Tegalan merupakan sistem pertanian lahan kering yang
sudah menetap. Jenis tanaman yang ditanam pada lahan ini di
antaranya palawija dan padi gogo.
Ø Perkebunan.
Perkebunan adalah bentuk dari pertanian yang menanam jenis tanaman perdagangan untuk keperluan industri. Jenis tanamannya, antara lain tebu, tembakau, teh, cengkeh, karet, kopi, coklat, dan kelapa sawit.
Gambar 1. 2 Perkebunan Kelapa Sawit.
b) Sumber Daya Alam Hewani ( Hewan ).
Adalah sumber daya alam yang berasal dari hewan. Hewan juga merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui karena seperti tumbuhan, hewan juga dapat bereproduksi dan tumbuh. Contoh budidaya sumber daya alam hewani yang dilakukan oleh manusia, yaitu :
§ Perternakan.
Peternakan adalah usaha pembudidayaan hewan ternak tertentu dengan tujuan pemenuhan kebutuhan hidup mausia. Jenis – jenis peternakan antara lain sebagai berikut:
a) Peternakan hewan besar, meliputi hewan ternak sapi, kerbau,
dan kuda. Peternak sapi di antaranya terdapat di Boyolali, Padang, NTT, Sulawesi Selatan, dan Madura. Peternak kerbau terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatra, Sulawesi Selatan, dan NTT. Peternakan kuda di antaranya terdapat di NTT dan Sulawesi Selatan.
b) Peternakan hewan kecil, hewan yang dibudidayakan antara lain kambing, domba, babi. Peternak kambing banyak terdapat di Jawa dan Madura. Sedangkan peternak domba terdapat di Jabar dan peternak babi banyak terdapat di Bali dan Papua.
c) Peternakan unggas, hewan yang dibudidayakan adalah binatang-binatang jenis unggas seperti ayam, itik, burung. Budidaya peternakan jenis ini banyak terdapat di seluruh wilayah Indonesia.
Gambar 1.3 Peternakan Kambing.
§ Perikanan.
Perikanan adalah segala usaha pembudidayaan ikan. Kegiatan pembudidayaan ikan di antaranya meliputi pemijahan benih ikan, penaburan benih, memelihara ikan, menangkap ikan, dan pengolahan ikan. Perikanan dapat dibagi sebagai berikut.
1) Perikanan Darat/Air Tawar
Perikanan air tawar adalah pembudidayaan jenis ikan air tawar yang
meliputi ikan mas, gurami, mujahir, tawes, lele, dan nila. Kegiatan ini
dilakukan dengan cara:
a) pembuatan kolam, dan
b) pembuatan karamba (keranjang kotak dari bambu yang diletakkan
di sungai atau waduk/danau).
2) Perikanan Air Payau
Usaha perikanan dengan membuat tambak atau sebagai tempat budi daya
ikan yang berada di wilayah pantai karena sumber air tambak berasal dari
air sungai dan laut. Jenis ikan yang dibudidayakan antara lain adalah bandeng dan udang.
3) Perikanan Laut.
Usaha perikanan dengan menangkap ikan di laut. Usaha perikanan ini bersifat eksploratif sehingga memerlukan banyak peralatan, di antaranya perahu/kapal serta alat-alat penangkapan ikan yang lain.
c) Sumber Daya Alam Air.
Manusia membutuhkan air untuk memenuhi kebutuhan minum, makan, mencuci, dan
kegiatan kebersihan lain. Air dapat dibagi menjadi 2 jenis, sebagai berikut.
1) Air Permukaan.
Air permukaan adalah air yang mengalir atau berada di atas permukaan bumi, seperti sungai, danau, dan rawa.
a) Sungai.
Sungai merupakan sumber daya air yang sangat penting bagi manusia. Manfaat keberadaan sungai bagi manusia di antaranya adalah:
(1) sarana transportasi,
(2) sumber energi, dapat digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik,
(3) sumber ikan air tawar,
(4) pemenuhan kebutuhan MCK,
(5) irigasi,
(6) objek wisata, dan
(7) sumber bahan tambang seperti pasir dan batu.
Berdasarkan letak sungai dalam daerah aliran sungai, maka sungai dapat dibagi menjadi 3, sebagai berikut.
(1) Sungai Bagian Hulu
Sungai-sungai yang berada di bagian hulu suatu DAS biasanya relatif jernih. Masyarakat banyak memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan MCK
dan irigasi. Beberapa sungai yang mempunyai aliran yang deras banyak dimanfaatkan penduduk sebagai pembangkit listrik secara local.
Gambar 1.5 Hulu Sungai.
(2) Sungai Bagian Tengah
Kualitas sungai bagian tengah biasanya telah menurun dibandingkan dengan sungai bagian hulu. Selain kegiatan MCK, sungai bagian ini bahkan dijadikan tempat pembuangan limbah baik limbah industri maupun domestik.
(3) Sungai Bagian Hilir
Sungai bagian hilir merupakan sungai yang hampir mendekati muara. Setelah kita tahu kualitas sungai bagian hulu dan tengah, tentu kita bisa membayangkan bagaimana kualitas sungai di bagian hilir, bukan? Kualitas sungai di bagian hilir biasanya sangat rendah karena merupakan akumulasi dari sungai-sungai bagian atasnya. Berbagai pemanfaatan sudah dilakukan manusia terhadap sungai bagian ini. Pemanfaatan terhadap sungai bagian hilir yang tidak terdapat pada bagian-bagian lain adalah pemanfaatan air sungai sebagai sumber air pada tambak udang dan bandeng.
Sungai berdasarkan debitnya, dapat dibagi menjadi tiga.
(1) Sungai Permanen
Sungai yang debit airnya relatif besar sepanjang tahun, pemanfaatan sungi jenis ini adalah sebagai sarana transporatasi, MCK, dan sumber ikan tawar. Sungai-sungai jenis ini antara lain di Sungai Mahakam, Sungai Kapuas, dan Sungai Barito.
(2) Sungai Periodik
Sungai jenis ini debit airnya besar di saat hujan dan sangat kecil di saat kemarau. Pemanfaatan sungai jenis ini selain sebagai pemenuhan kebutuhan MCK, sumber ikan tawar juga sebagai lahan pertanian. Pemanfaatan sungai sebagai lahan pertanian dilakukan masyarakat di saat air surut pada musim kemarau. Sungai-sungai jenis ini terdapat pada sungai-sungai di Jawa.
(3) Sungai Episodik
Debit sungai ini sangat banyak di saat hujan dan kering sama sekali di saat musim kemarau. Pemanfaatan sungai dilakukan pada waktu sungai dialiri air saja. Sungai-sungai jenis ini terdapat di NTT.
b) Danau
Macam-macam danau dapat dibedakan menjadi 4, yaitu sebagai berikut.
(1) Danau Tektonik
Danau tektonik terjadi akibat tenaga endogen di antaranya adalah Danau Singkarak, Danau Tempe, dan Danau Poso. Pemanfaatan danau jenis ini di antaranya sebagai budi daya ikan air tawar baik penangkapan ikan maupun budi daya karamba, pembangkit tenaga listrik, MCK, irigasi pertanian, dan tempat objek wisata.
(2) Danau Vulkanik
Pemanfaatan danau vulkanik selama ini masih terbatas sebagai objek wisata. Lokasinya yang berada di pegunungan menyebabkan pemanfaatan danau ini yang kurang maksimal. Danau ini di antaranya Danau Telaga Warna, Danau Batur, dan Danau Kawah Ijen.
(3) Danau Karst
Danau karst merupakan danau yang berada di daerah kapur terjadi akibat proses pelarutan. Danau jenis ini akan terisi air hanya pada saat musim penghujan, sedangkan musim kemarau danau kering. Pemanfaatan danau ini dilakukan pada saat musim hujan sebagi pusat kegiatan MCK. Danau jenis ini terdapat di Pegunungan Sewu Gunung Kidul Yogyakarta.
c) Rawa
Rawa dan danau sebenarnya sama-sama badan air yang ada di daratan. Berikut ini adalah jenis-jenis rawa.
(1) Rawa Mangrove
Rawa jenis ini berada di daerah pantai yang dipengaruhi oleh aktivitas pasang surut air laut. Pemanfaatkan rawa ini bagi manusia di antaranya sebagai penghalang terjadinya abrasi pantai, sebagai filter sedimen yang berasal dari daratan menuju ke pantai, sebagai habitat ikan dan bandeng. Rawa mangrove banyak terdapat di Indonesia, di antaranya di Jakarta, Jepara, Cilacap, sepanjang pantai timur Sumatra, pantai di Kalimantan, dan Papua.
Gambar 1.7 Hutan Mangrove.
(2) Gambut
Pemanfaatan gambut di antaranya sebagai lahan pertanian.
Pemanfaatan gambut sebagai lahan pertanian ini memerlukan perlakuan khusus yakni dengan menambahkan kapur untuk menetralkan kondisi pH tanah gambut yang sangat masam. Pada gambut yang sudah mengalami proses lebih lanjut akan terbentuk batu bara. Pemanfaatan batu bara digunakan sebagai sumber energi.
d) Air Tanah
Air tanah adalah air yang tersimpan di dalam lapisan tanah. Pemanfaatan air tanah digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan MCK dengan cara mengebor ke dalam tanah dan menjadikannya sumur.
Gambar 1.8 Profil Air Tanah.
(1) Air Tanah Dangkal
Sumur-sumur yang berada di perumahan penduduk di sekitar Anda merupakan air tanah dangkal.
(2) Air Tanah Dalam
Air tanah dalam memiliki kualitas yang lebih baik dibanding air tanah dangkal, namun untuk mendapatkannya manusia harus melakukan pengeboran sampai berpuluh-puluh meter. Saat ini air tanah dalam sebenarnya merupakan sumber daya alam yang dilindungi. Pemanfaatannya diatur oleh UU, untuk menghindari eksploitasi yang berlebihan. Air tanah jenis ini banyak dimanfaatkan untuk kegiatan industri, hotel, mall, dan perkantoran.
d) Sumber Daya Alam Tanah.
v Faktor – faktor pembentukan tanah.
Syarat utama terbentuknya tanah ada 2 macam, yaitu :
· Tersedianya bahan asal atau bahan induk
· Adanya faktor – faktor yang mempengaruhi bahan asal tersebut.
Oleh karena itu, ada lima faktor pembentukan tanah, yaitu :
· Iklim
· Topografi
· Bahan Induk
· Organisme
· Waktu
v Persebaran Jenis – Jenis Tanah di Indonesia dan Pemanfaatannya.
Kita tahu bahwa Indonesia merupakan sebuah Negara dengan topografi yang berbeda – beda. Perbedaan topografi tersebut mempengaruhi jenis tanah. Jenis – jenis tanah di Indonesia antara lain :
a. Alluvial.
Jenis tanah ini terbentuk dari material endapan sungai biasa ditemukan pada daerah yang masih terpengaruh dengan aktivitas sungai, misalnya pada dataran banjir dan tanggul alammi. Tanah ini juga terdapat pada dataran rendah yang merupakan endapan dari material erosi atau longsor. Tanah ini terdapat di seluruh kepulauan Indonesia dan cocok untuk daerah pertanian, perkebunan, persawahan dan untuk perikanan darat.
b. Andosol.
Jenis tanah ini terbentuk dari material – material endapan letusan gunung api. Tanah ini banyak terdapat di kawasan gunung api. Sering juga disebut tanah vulkanis. Jenis tanah ini terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Timur, Pulau Jawa, Kalimantan, Bali, Lombok, Halmahera, Minahasa dan daerah gunung api. Tanah ini cocok untuk pertanian dan perkebunan.
a. Grumosol.
Tanah ini memilikki tekstur yang liat telah mengalami perkembangan profil dengan konsistensi, saat kering akan pecah – pecah dan permeabilitasnya lambat dan bersifat alkalis. Tanah ini cocok unttuk pertanian dan perkebunan. Banyak terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Pulau Madura Nusa Tenggara dan Maluku.
b. Gambut/ Organosol.
Tanah ini terbentuk dari sisa – sisa tanaman. Tanah gambut mempunyia kandungan bahan organic yang tinggi sehingga tidak mengalami perkembangan profil, seperti horizon pH tanah masam. Tanah ini banyak terdapat di daerah Kalimantan, Sumatera dan Papua. Tanah ini cocok untuk pertanian, perkebunan dan pemukiman.
c. Litosol.
Tanah litosol ini dapat kalian temukan di daerah-daerah pegunungan yang tererosi berat. Tanah litosol tanpa atau sedikit mengalami perkembangan profil, batuan induknya berupa batan beku atau sedimen keras. Tekstur tanah pada umumnya berpasir, dan banyak mengandung batu serta kerikil. Kesuburan tanah ini bervariasi, dan dapat dijumpai di berbagai jenis iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng miring sampai curam. Lahan ini kurang cocok untuk pertanian, karena unsur haranya sangat kurang. Tanah ini bisa ditemukan di seluruh kepulauan Indonesia.
d. Regosol.
Tanah regosol adalah nama lain dari tanah muda karena profil tanahnya belum mengalami deferensiasi horison. Memiliki ciri tekstur tanah pasir, konsistensi lepas – lepas, pH umumnya sedang, dan tingkat kesuburannya sedang. Biasanya dimanfaatkan unutk pertanian semusim. Jenis tanah ini terdapat di daerah Jawa, Sumatera dan Nusa Tenggara.
e. Podzolik.
Tanah podzolik berbahan induk batuan pasir dengan kandungan kuarsa yang tinggi, batuan lempung, dan tuf vulkan masam. Persebaran jenis tanah ini terdapat pada daerah topografi pegunungan dengan iklim basah dan curah hujan lebih dari 2000 mm/th tanpa bulan kering, dapat dijumpai di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan Papua. Berdasarkan uraian dapat diketahui tempat persebaran jenis tanah ini, pada daerah tersebut merupakan daerah yang sebagian besar dimanfaatkan untuk hutan.Tanah ini banyakdi jumpai di Kepulauan Jambi, Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan Barat dan Irian Jaya.
e) Sumber daya Alam Udara.
Sumber daya alam udara sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup. Sumber daya alam ini juga banyak memiliki potensi yang sangat baik untuk dimanfaatan tanpa menyebabkan polusi.
· Sumber daya energi surya.
Sumber daya surya yang dipancarkan matahari ke bumi melalui udara sebanyak setengah per 1 milyar bagian dari seluruh energi matahari. Sumber daya tersebut mengandung energi ± 173 triliun kilowatt. Pemanfaatan energi surya secara langsung dalam bentuk energi panas dan listrik melalui konversi oleh sistem fotovoltaik (listrik tenaga surya). Pemanfaatan energi panas surya dengan cara mengkonversikan radiasi surya dalam bentuk energi panas melalui kolektor penyerapan panas, kemudian dapat dimanfaatkan langsung untuk pemanasan ruangan, pengeringan, pemanasan air untuk keperluan rumah tangga, atau industri, untuk deselinasi dan peleburan material dengan panas, dengan cara mengonsentrasikan atau memfokuskan sinar matahari dibantu dengan alat optik atau penggunaan pembangkit energi melalui proses thermo-elektrik, dan energi surya juga dapat dimanfaatkan sebagai proses penyejuk udara (air conditioning).
· Sumber daya energi angin.
Sumber daya energi angin merupakan suatu bentuk energi yang tidak langsung dari tenaga matahari. Lebih kurang satu persen dari total radiasi matahari yang mencapai ke bumi melalui udara, terkonvensi dalam atmosfer ke dalam bentuk tenaga angin. Gerakan udara dari daerah yang dingin ke daerah yang lebih panas akan menghasilkan angin. Potensi sumber daya angin yang dapat digunakan diperkirakan 120 × 10 KwH per tahun. Sumber daya angin yang terdapat di udara sebagai “sumber daya energi alternatif” yang tidak merusak lingkungan. Untuk menangkap energi angin digunakan sayap atau “baling-baling”, sehingga energi angin dapat diperoleh menjadi tenaga penggerak yang selanjutnya dapat digunakan untuk menggerakkan peralatan atau sumber energi lain, seperti generator listrik. Secara geografis Indonesia yang terletak di daerah khatulistiwa yang berada pada kondisi angin yang kurang menguntungkan (daerah wind-still), namun di beberapa daerah seperti Maumere, Palu, dan Waingapu memiliki potensi sumber daya angin
yang cukup potensial.
Gambar 1.14 Pemanfaatan energi angin.
· Sumber daya energi gas.
Komposisi gas sampai dengan ketinggian 88 km (55 mil) di atas permukaan air laut adalah sama. Sumber daya gas yang terdapat di udara berupa oksigen, hidrogen, nitrogen, oksida nitrous, dan argon diperoleh melalui penguraian
udara secara kimiawi. Potensi sumber daya gas yang terdapat di udara juga tak terbatas. Sumber daya gas oksigen dan argon dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah sakit, penerbangan, pabrik atau industri dan sebagainya. Sedangkan pemanfaatan sumber daya gas nitrogen dan hidrogen pada umumnya di bidang industri dan penerbangan. Kualitas udara ambien dari suatu daerah ditentukan oleh daya dukung alam daerah tersebut serta jumlah sumber pencemaran atau beban pencemaran dari sumber yang ada di daerah tersebut. Zat-zat yang dikeluarkan oleh sumber pencemar ke udara dan dapat memengaruhi kualitas udara antara lain gas Nitrogen Oksida (NOx), Sulfur Dioksida
(SO2), debu, serta kandungan Timah Hitam (Pb) dalam debu.
Langganan:
Postingan (Atom)